February 19, 2025

WEFMNG | Pusat Berita Terkini dan Terlengkap, Selalu Terupdate dan Terpercaya

WEFMNG |adalah sumber berita terpercaya yang menyajikan berbagai informasi terkini dari seluruh dunia, mencakup berbagai topik seperti politik, teknologi, ekonomi, olahraga dan Berita Lainnya

Gaza Harus Bangun Ulang 60 Tahun Pembangunan yang Hilang

Gaza Harus Bangun Ulang 60 Tahun Pembangunan yang Hilang

Gaza Harus Bangun Ulang 60 Tahun Pembangunan yang Hilang

Jalur Gaza menghadapi tantangan yang sangat besar untuk memulihkan kondisi setelah lebih dari 60 tahun pembangunan hancur akibat konflik berkepanjangan antara Israel dan Hamas. Menurut Direktur Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP), Achim Steiner, lebih dari dua pertiga infrastruktur di wilayah tersebut rusak atau musnah. Proses rekonstruksi ini tidak hanya mencakup membangun ulang infrastruktur fisik, tetapi juga mendukung pemulihan sosial, ekonomi, dan psikologis masyarakat Gaza.

Gaza Harus Bangun Ulang 60 Tahun Pembangunan yang Hilang
Gaza Harus Bangun Ulang 60 Tahun Pembangunan yang Hilang

Sejak dimulainya gencatan senjata pada Minggu (19/1), perhatian dunia kini berfokus pada bantuan kemanusiaan dan rencana jangka panjang untuk membangun kembali Jalur Gaza dari reruntuhan. PBB memperkirakan ada sekitar 42 juta ton puing yang berserakan di seluruh wilayah, termasuk di area vital seperti jalan raya, sekolah, rumah sakit, dan tempat tinggal. Dengan kerusakan infrastruktur sebesar 67%, proses ini diperkirakan membutuhkan waktu puluhan tahun dan biaya hingga USD 80 miliar (sekitar Rp 1.200 triliun).

Proses Rekonstruksi dan Dampak Sosial

Tantangan pertama dalam rekonstruksi adalah membersihkan puing-puing bangunan yang masih berbahaya. Banyak di antaranya mengandung persenjataan yang belum meledak, seperti ranjau darat, serta zat beracun yang mengancam kesehatan masyarakat. Setelah itu, fokus utama adalah membangun kembali infrastruktur vital, seperti instalasi pemurnian air bertenaga surya, perumahan, sekolah, dan rumah sakit.

Namun, rekonstruksi fisik hanyalah salah satu bagian dari pemulihan. Konflik ini juga menyebabkan trauma mendalam bagi masyarakat Gaza. Menurut UNDP, lebih dari 46.000 orang tewas dalam konflik ini, sementara banyak lainnya kehilangan anggota keluarga mereka. Anak-anak, khususnya, menghadapi risiko besar kehilangan orang tua, dengan banyak yang kini menjadi yatim piatu dan hidup di pengungsian.

Dukungan psikologis menjadi elemen penting dalam upaya pemulihan masyarakat. Trauma yang dialami, baik oleh anak-anak maupun orang dewasa, diperkirakan akan berdampak pada kesehatan mental mereka selama bertahun-tahun ke depan. Selain itu, banyak keluarga masih terpisah, dengan beberapa anggota hilang atau belum ditemukan.

Gencatan senjata antara Israel dan Hamas menjadi syarat utama agar rekonstruksi dapat berjalan. Fase kedua dari kesepakatan ini melibatkan penghentian pertempuran secara permanen dan pemulangan sandera. Sementara itu, fase ketiga akan memulai langkah konkret dalam pembangunan kembali Jalur Gaza.

Kesimpulan: Komitmen Jangka Panjang untuk Gaza

Rekonstruksi Jalur Gaza tidak hanya membutuhkan dana besar, tetapi juga komitmen jangka panjang dari masyarakat internasional. Amerika Serikat, Eropa, dan negara-negara Timur Tengah diharapkan memainkan peran penting dalam mendukung proses ini. Selain itu, keterlibatan sektor swasta juga dianggap esensial untuk memobilisasi sumber daya dan mempercepat pembangunan.

Menurut Achim Steiner, pembangunan kembali Gaza merupakan perjuangan berat yang memerlukan kolaborasi global. Sementara itu, Israel juga diharapkan menunjukkan itikad baik dengan terus menjaga dialog dan mendukung stabilitas di kawasan tersebut.

Dengan kerja sama yang erat antara berbagai pihak, Gaza diharapkan dapat kembali menjadi tempat yang layak huni dan memberikan harapan bagi generasi mendatang.